Omah Yudhi Kandangan Temanggung, Ruang Serba Guna ©JelajahSuwanto |
“Honey, kali ini kita ke Yogya-nya road trip lewat utara ya” chat Pak suami masuk di gawaiku. “Jalan santai aja. Nanti berhenti dulu stay semalam di Omah Yudhi, Temanggung. Ok?” Lanjutnya sesaat kemudian. Dia tak tahu pesan itu tiba kala gerimis membasahi negeri nyiur melambai, menghangatkan hatiku. Kami masih LDR-an. Tentu saja ide road trip via utara menjadi kado natal yang ditunggu-tunggu.
Omah Yudhi dan Spedagi Homestay
Jujur, ku tak paham apa itu Omah Yudhi. Apa istimewanya? Stalking @spedagihomestay aku manggut-manggut. Omah penginapan yang unik diantara hijau pesawahan pastilah yang bikin Pak suami merekomendasikannya. Lalu aku ngeh Omah Yudhi itu pernah kami lihat di Film Anak “Kulari Ke Pantai". Emang asri.
Menyepi diantara harmoni pepohonan, sawah dan aneka puspa | Pondok Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Homestay berbasis Community Based Tourism | Pondok Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Ternyata Omah Yudhi termasuk salah satu penginapan yang dikelola oleh Spedagi Homestay. Spedagi sendiri merupakan sebuah gerakan berbasis Community Based Tourism (CBT) atau sederhananya wisata yang melibatkan warga desa. Atas inisiasi seorang Singgih Susilo Kartono bekerjasama dengan komunitas dan warga desa, CBT yang berlokasi di Dusun Ngadiprono, Temanggung ini memprakarsai Pasar Papringan. Dari tempat yang dulunya tempat pembuangan sampah, papringan di keteduhan rumpun bambu kini menjadi pasar tradisional unik untuk wisata.
Spedagi Homestay punya 3 jenis penginapan, yaitu:
- Omah Tani berupa bangunan sejenis dormitory berbentuk panggung. Minimal untuk 10 pack Maksimal 20 pack.
- Omah Yudhi terdiri dari pondok-pondok kecil dengan 3 pondok berkapasitas 4 bed dan 1 pondok 8 bed.
- Tambujatra Homestay berupa live in homestay. Ada 9 rumah dengan kapasitas beragam berlokasi di sekitar Pasar Papringan.
Senja menjelang di suasana pedesaan | Pondok Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Info & Reservation Omah Yudhi
Urusan reservation Omah Yudhi sudah dilimpahkan padaku. Info dan reservation dilayani via Whatsapp 0853 2893 4781 pada jam operasional yang tertera Pk.09.00-17.00 WIB. Sepengalamanku chat ke nomor tersebut dibalasnya agak lama, tapi puji Tuhan saat itu penginapan available. Waktu check in Pk.14.00 dan check out Pk.12.00 WIB.
Kalau gak salah ingat pondok-pondok di Omah Yudhi itu ada namanya. Tiga pondok dengan kapasitas 4 orang, yaitu: Omah Tinggi, Omah Pojok dan Omah Tua. Pondok untuk 8 orang namanya Omah Gede. Saat kami datang semua pondok masih kosong, bebas pilih.
Harga per pondok cukup terjangkau, bisa langsung ditanyakan ke pengelola pada nomor di atas.
Menyatu dengan alam | Pondok Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Tempat yang hommy tuk sejenak melepas penat | Pondok Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Di Omah Yudhi sendiri sistemnya bisa sharing dan privat. Sistem sharing maksudnya tamu yang datang sendirian bisa digabung dengan tamu lain, tentu yang gendernya sama ya. Kami sendiri pasti memilih privat untuk keluarga, pas 1 pondok 4 bed.
Kamar mandi di pondok-pondok Omah Yudhi juga sharing dengan tamu lain, terpisah dari pondok. Hanya Omah Tua yang memiliki kamar mandi dalam. Awalnya Pak suami memilih Omah Tua, tapi anak-anak ingin mencoba rumah panggung. Begitulah yang kusuka dari Pak Suami, mengutamakan kebahagiaan anak-anak.
Gapura tanaman rambat Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Curtain Ivy, Tanaman berakar gantung serupa tirai Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Istimewanya Omah Yudhi
Menyatu dengan alam, mungkin itu istimewanya Omah Yudhi. Gapura di pinggir jalan utama bermahkotakan Thunbergia, tanaman rambat berbunga ungu dan sebuah rumah berhias Curtain Ivy, tanaman berakar gantung menjuntai serupa tirai yang diikat manis. Itulah penanda Omah Yudhi yang masih terekam ingatanku. Dinding di samping gerbang pun unik dipenuhi rangkaian aneka tanaman. Anggrek Bulan dan Baby Blue Eyes mengingatkan pada tanaman hias di muka rumah kami dahulu.
Masuk ke area Omah Yudhi suasana
Nagaraherang memenuhi rasa. Bedanya Omah Yudhi seperti rumah retret yang dikelola
dengan apik. Sawah, aneka puspa dan pepohonan rindang mencipta harmoni. Kecubung dengan warna kuning blewah, Kamboja jambon, Alamanda kuning, Kencana ungu, Thunbergia putih, dan masih banyak lainnya.
Ada pula parit berair jernih, rumah untuk ikan-ikan kecil, yuyu, kepiting, katak, kadal dan aneka serangga. Belalang hijau melompat bahagia. Capung Jarum ikut menari-nari. Sungguh tempat yang hommy dan nyaman tuk melepas lelah, apalagi buat Pak Suami yang nyetir sendiri dalam road trip kami.
Di bawah terompet setan yang cantik, kecubung warna kuning blewah | Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Pondok Omah Yudhi, Rumah Panggung yang Mencuri Hati
Pondok kecil itu berupa rumah panggung
yang didominasi material bambu dan kayu. Undakan-undakan kayu untuk naik ke pondok malah jadi arena seru Adek Kecik. Demen banget naik turun.
Dua ranjang bertingkat alias bunk bed memenuhi pondok. Masing-masing memuat 2 kasur ukuran single yang ditempatkan berhadapan. Hanya dipisahkan selembar tikar mendong, untuk kami berempat rasanya sempit sih. Tapi gak apalah semalam ini, cuma untuk tidur. Buat bercengkrama bisa di bawah pondok, adem dan lebih leluasa. Tidak ada AC atau kipas angin ya, alami sepoi angin desa.
Tanaman rambat white clockvine membuat pondok tambah cantik, meski semut hitam hilir mudik di antara dedaunan. Tapi aman loh, semut-semut cuek aja sibuk sendiri nggak terganggu kehebohan kami. Sebenarnya buat keluarga mungkin lebih nyaman di Omah Tua yang berkamar mandi di dalam dan tidak perlu naik turun tangga. Tapi mencoba hal baru sepadan buat pengalaman berharga anak-anak.
Semut-semut hitam diantara white clockvine ini cuek aja tak terusik kehebohan kami | Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Di seberang pondok yang kami tiduri berdiri bangunan 2 lantai didominasi material bambu. Pondok unik beratap entah rumbia atau daun kelapa ini rasanya paling besar di area Omah Yudhi. Difungsikan untuk berbagai keperluan pengunjung, semacam ruang serba guna. Ada area pantry, bisa bikin kopi atau teh sendiri. Kami sarapan pagi di lantai atas, dengerin musik sambi bersantai suka-suka.
Tangga untuk ke lantai dua bisa dari luar atau dari dalam bangunan. Adek kecik teuteuup mau di pondok kami atau di bangunan ini riweuh hilir mudik di tangga luar yang juga terbuat dari bambu.
Semcam ruang serba guna| Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Tangga bambu di area luar menuji ruang serba guna | Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Beli Makan di Pasar Kandangan
Sayangnya untuk urusan makan, kala itu pihak Omah Yudhi tidak menyediakan. Untunglah lokasi Omah Yudhi berseberangan dengan Pasar Kandangan. Kami makan malam lesehan di depan pasar, mie tek-tek sama sate ayam. Rasanya lumayan, so so.
Esoknya yang seru. Pagi-pagi kami sudah menclok di pasar Kandangan. Kalap deh segala dibeli. Baceman, buntil, semur jengkol, ikan. Wes pokoknya laper mata. Harganya bikin tercengang, murah meriah.
Lapar mata, suatu pagi di Pasar Kandangan | Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Bukan jelajahsuwanto namanya kalau gak ada acara apruk-aprukan. Memanfaatkan waktu check out kami jalan-jalan ke kampung sekitar. Melewati pematang sawah, menyeberangi sungai juga masuk ke perkampungan warga.
Beberapa Bapak Ibu sepuh masih sregep menggarap sawah. Tak hanya sawah, palawija dan sayur mayur banyak ditanam warga. Adek Kecik jadi tahu pohon tomat, jagung, kembang kol, sawi dan lain-lainnya.
Apruk-aprukan ala jelajahsuwanto sekitar Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Sekitar Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
“Bunda kenapa mereka menjemur di rumput-rumput begini, bukannya nanti jadi kotor lagi ya?” pertanyaan itu terlontar dari Mas yang keheranan kala melihat baju-baju terhampar di sawah.
“Loh air untuk cuci baju dan mandinya kenapa keruh? Apakah itu sehat?” lain lagi pertanyaan Kecik begitu melihat bilik cuci dan jamban warga di ujung kampung.
Yang pasti ada senyum-senyum ramah ketika kami saling berpapasan dengan warga setempat. Suasana pedesaan yang menenteramkan.
Terima kasih Omah Yudhi. Lain waktu kami mampir untuk pasar papringan-nya.
Sarapan | Omah Yudhi Kandangan Temanggung ©JelajahSuwanto |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar