![]() |
Menyaksikan atraksi paralayang di atas langit tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
Menjelang pukul 3 petang matahari
masih bertaji menyengat sisi bukit di Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Tumpa
H.V Worang. Manado memang berlimpah panas mentari. Maka tak heran kalau sulung
dan adek kecik kini legam eksotis. Percayalah dahulu kulit mereka serupa langit
biru dihiasi putih awan-awan kapas, cerah. Kami mupeng lihat atraksi paralayang
atau paragliding di langit Gunung Tumpa.
Beberapa waktu sebelumnya Keluarga Suwanto sengaja menghantar senja dari Gunung Tumpa. Sekarang kami pergi tanpa rencana, cuaca sebagus hari ini harus dirayakan.
![]() |
Menepi di pinggir jalan di jalur kiri Gunung Tumpa H.V Worang demi mengabadikan pulau-pulau nun di perairan teduh teluk Manado ©JelajahSuwanto |
![]() |
Kerlip malam Kota Manado dari jalur sebelah kanan jalan menuju tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
Si hitam metalic mulai menanjak
di jalan kecil Tongkaina yang beraspal halus. Nyong, Nonie Manado dan sejumlah
anak muda berparas bule bercucuran keringat menuruni bukit. Mereka melambaikan
tangan memberi kabar, “Mobil tidak bisa lewat, ada longsor dan pohon tumbang. Putar
saja lewat kiri nanti akan ketemu puncak yang sama.”
Sisi sebelah kiri belum pernah kami jelajahi. Jalur ini lebih memutar tapi tak terlalu menanjak. Perairan teduh teluk Manado dan pulau-pulau di atasnya bikin pengin segera menepi. Sementara sisi kanan lebih mendaki dengan kemiringan curam. Dari sini suasana kota Manado, pemukiman dan pinggir teluknya ter-capture bak lukisan.
![]() |
Selamat datang di tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
Gerbang Selamat Datang di
TAHURA GUNUNG TUMPA H.V WORANG lengang tertutup rapat. Pada petugas jaga di
muka gerbang kami melapor, menuliskan Keluarga Suwanto di buku tamu dan
menyumbang sukarela untuk syarat masuk.
TAHURA GUNUNG TUMPA H.V WORANG
Tahura Gunung Tumpa H.V
Worang adalah kawasan pelestarian alam atau konservasi hutan lindung yang
dikelola oleh Dinas Kehutanan Sulawesi Utara. Hutan raya ini terbentang di
perbukitan Tongkaina 627 meter di atas permukaan laut. Vegetasi hutan berupa
pepohonan tropis, nyiur, semak perdu membentuk tutupan kanopi hijau. Kata
penjaga masih terdapat babi hutan, tarsius, monyet, aneka burung, ular, soa-soa
dan hewan hutan lainnya. Soa soa itu biawak dalam bahasa Manado.
![]() |
Tutupan kanopi hijau taman hutan rakyat Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
![]() |
Taman Hutan Rakyat Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
Nama H.V Worang sendiri diambil dari nama Hein Victor Worang, Gubernur Sulawesi Utara ke-5 masa jabatan 2 Maret 1967- 21 Juni 1978 dan Walikota Manado ke-13 (31 Januari - 23 Agustus 1975). Adapun penunjukan tahura Gunung Tumpa sebagai hutan lindung telah dilakukan sejak pendudukan Hindia Belanda dengan nama “Goenoeng Toempa” yang tertera pada berita acara tertanggal 28 April 1932 seluas 215 hektar. Selanjutnya perubahan terakhir pada 28 Mei 2015 melalui keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia ditetapkan kawasan Tahura Gunung Tumpa menjadi 208,81 Hektare di lintas Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
![]() |
Pemandangan pulau-pulau di laut sulawesi dari pinggir bukit tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
![]() |
Salah satu spot foto tahura Gunung Tumpa H.V Worang,backlight ©JelajahSuwanto |
AKSES MENUJU TAHURA GUNUNG TUMPA H.V WORANG
Tahura Gunung Tumpa
bisa ditempuh kurang lebih satu jam berkendara dari Zero Point Pusat Kota
Manado ke arah Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken. Akses menuju Gunung
Tumpa bisa melalui Molas-Meras atau Pandu. Berdasar panduan google maps jika
menemukan ancar-ancar Puskesmas Tongkaina perjalanan menuju Puncak Gunung masih
sekitar 5,6 km atau 12 menit bermobil dan 1 jam 30 menit hiking.
![]() |
Menghantar senja pada malam dari tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
![]() |
Gunung Manado Tua pada suatu senja kelabu dari tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
POTENSI WISATA TAHURA GUNUNG TUMPA H.V WORANG
Tahura Gunung Tumpa berada di kawasan Wallacea subkawasan Sulawesi. Vegetasi flora dan fauna endemik di dalam tutupan hutannya tentunya bisa menjadi sumber edukasi bagi pengunjung. Namun saat Keluarga Suwanto datang rasanya masih kurang fasilitas informatif untuk sarana edukasi.
PARALAYANG, SPORT TOURISM GUNUNG TUMPA
Ketika menunggu Kecik
berimajinasi di pinggir bukit, sejumlah orang tiba membawa parasut. Mereka
hendak melakukan paralayang [Paralayang, KBBI Kemendikbud: olahraga rekreasi dengan cara melayang dari tebing dan
sebagainya dengan menggunakan parasut termodifikasi].
![]() |
Menyaksikan atraksi paralayang di atas langit tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
![]() |
Tahura Gunung Tumpa H.V Worang lebih dikenal sebagai salah satu flyingside paralayang ©JelajahSuwanto |
Gunung Tumpa lebih dikenal
sebagai salah satu sport tourism
paralayang di Sulawesi Utara dengan 2 spot
landing. Bagi kalangan pegiat paralayang, karakteristik Gunung Tumpa
terbilang ekstrem sebab memiliki beberapa venturi dan termal yang kuat. Meski
demikian flying side Gunung Tumpa aman
bagi pemula dan memenuhi syarat Federasi
Aero Sport Indonesia (FASI) dan Federation
Aeronautique Internationale
(FAI).
Kami terpesona menyaksikan atlet paralayang take off dari sisi bukit. “Boleh aku coba paralayangnya, Bun?” Sulung terpikat.
Demi binar mata si Mas, pelahan kutanya seseorang yang lagi sibuk mempersiapkan peralatan parasut, harness dan helm. “Ya boleh untuk umum. Harganya 700 ribu, tandem.” Fixed 700rebu gak bisa ditawar. “Mas, kalau Mas benar-benar pingin coba paralayang-nya nabung dulu ya, pakai uang Mas sendiri paling enggak separuhnya,” Kubesarkan semangat anak muda itu. Harus ada usaha untuk segala sesuatu yang kau inginkan. #Lagi pula 700rebu kalau di tangan ibu bangsa sudah bisa memperbaiki gizi keluarga berhari-hari.
![]() |
Tahura Gunung Tumpa H.V Worang termasuk salah satu tempat sempurna menikmati sunset ©JelajahSuwanto |
SENJA DI GUNUNG TUMPA
Tak ada senja yang tak indah di
Manado, sering kukatakan itu. Gunung Tumpa termasuk salah satu tempat sempurnanya
JelajahSuwanto untuk menikmati sunset dan
sunrise di negeri nyiur melambai. Seperti
senja saat itu, suatu senja sendu dengan hujan di sebagian teluk.
Mau sendirian, jomlo-jomlo bahagia, ramai-ramai sama teman, dengan dia atau mereka yang tercinta sama serunya.
Tak cuma senja, kapan saja bisa datang ke Gunung Tumpa menyingkir sejenak dari hiruk pikuk hidup. Sebab ketinggian Gunung Tumpa serupa bantalan nyaman untuk sekedar duduk diam mengagumi lukisan semesta. Gunung Manado Tua, Pulau Manado, Bunaken, Siladen dan lainnya seolah mengapung di lautan.
![]() |
Senja yang sendu sebagian teluk manado diguyur hujan terlihat dari ketinggian tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
![]() |
Senja di tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto |
Atraksi wisata lain yang bisa
dilakukan di tahura Gunung Tumpa, antara lain hiking, treking. Bisa juga bermalam
mendirikan tenda.
Satu pesan yang selalu ingin kami sampaikan please buang sampah pada tempatnya atau bawa kembali sampahmu. Sayang banget kan alam seindah tahura Gunung Tumpa harus tercemar karena ulah pengunjung yang bisanya bagaya memamerkan foto keren tapi gak peduli menjaga alam yang telah memberi keindahan itu.
![]() |
Jangan cemari tahura Gunung Tumpa H.V Worang dengan sampahmu ©JelajahSuwanto |
Yuk, mulai dari hal kecil, hal paling sederhana yang bisa kita lakukan bertanggung jawab pada sampah sendiri. Jadilah pengunjung yang bijak!
Mbak aku mampir ke sini dan ahh rindu banget jalan-jalan, hirup udara segar dan melihat langit luas. Semoga bisa segera aman dunia, ga sabar pengen menjelajah juga. Btw aku biasanya bawa kantong plastik sampah sendiri juga kalau jalanjalan ke alam gitu, ga mau mengotori alam yang udah baik banget memberi kita kesenangan
BalasHapus