Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara; Kelabu sehabis hujan +jelajahsuwanto |
“Tahukah kamu mas, apa danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara?”, tanyaku memecah gerimis. Sabtu siang itu, Keluarga Suwanto kembali napak tilas menyusuri jalur Air Madidi menuju Tondano.
“Aku tahu, pasti Danau Tondano”, jawab si Mas dengan mantap.
“Yess, seratus buat kamu Mas”, aku menimpalinya senang.
Ini adalah kedua kalinya kami mengunjungi Tondano. Suasananya nyaris sama dengan kunjungan kami yang pertama, hujan. Ah Tondano, tak maukah kau bersahabat denganku?
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara; Dikelilingi Pegunungan +jelajahsuwanto |
Saya masih belum dapat menemukan keindahan Danau Tondano seperti yang sering diceritakan orang-orang. Bagi saya, Danau Tondano baru sebuah danau yang luar biasa luasnya. Keluarga Suwanto masih belum beruntung melihat warna cerianya.
Kami sudah menyusuri pinggiran danau, tapi belum menemukan spot yang enak untuk berhenti. Memang ada beberapa tempat makan, tapi entah kenapa hari itu tak ada juga yang sreg di hati, padahal kami lapar. Giliran berhenti, warungnya tutup. Ah ya sudahlah.
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara: Rumpon Bambu +jelajahsuwanto |
Danau Tondano dalam penglihatan saya masih sama dengan Tondano 3 tahun yang lalu. Ia adalah ketenangan air tanpa riak berlebihan.
Luas Danau Tondano terhitung 4.278 ha. Danau ini menjadi rumah bagi ikan-ikan air tawar yang dapat dikonsumsi. Ikan Nike salah satu sajian khas Manado hanya hidup di Danau ini. Peyek ikan nike menjadi favorit Keluarga Suwanto. Rasanya top apalagi jika disantap bersama tinutuan. Mujair juga menjadi andalan dari tempat ini.
Ada banyak kehidupan yang terhubung dengan Danau Tondano. Seperti para nelayan misalnya, bagi mereka Danau Tondano adalah sumber penghidupan. Rumpon bambu yang ditata di pinggir danau adalah bukti kedaulatan para nelayan.
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara: Berperahu +jelajahsuwanto |
“Emangnya kita cuma lihat air di sini?”, adek kecik mulai bosan di dalam mobil. Hmm, sebenarnya ada banyak yang bisa dilakukan, dek. Pengunjung bisa memancing ikan, juga berperahu keliling danau.
“Coba adek lihat orang di tengah danau itu?”, seseorang berbaju merah nampak kecil dari kejauhan. Di hari hujan seperti ini, ia berada di permukaan danau. Luar biasa.
“Aku mau juga naik perahu dan memancing”, adek kecik semangat berharap.
Yaah, kita juga belum paham dimana itu lokasi berperahu. Seru-seruan di Danau Tondano tunda dulu ya.
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara: Ketenangan yang menghanyutkan +jelajahsuwanto |
“Bunda masih ingat mitosnya Danau Tondano seperti yang diceritakan Om dulu itu gak?”, Mas melontarkan ingatan pada tiga tahun lalu.
“Oh iya, kalau tidak salah Danau Tondano ini terjadi karena letusan Gunung Kaweng. Konon, ada dua orang cewek dan cowok yang saling jatuh cinta. Tapi ada larangan dari orang tua mereka supaya tidak menikah. Mereka nekat lari ke hutan. Nah, di tepi danau itu ada namanya Gunung Kaweng, dalam Bahasa Minahasa artinya Menikah. Akibat dari melanggar nasihat orang tua, Gunung Kaweng meletus dashyat sampai terbentuklah Danau Tondano itu.”, begitu sepertinya.
“Kenapa mereka dilarang menikah?”, ehh si Mas kok lanjut sih. Ayah, help inih, bundanya turun aja dulu ya.
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara: Rumah panggung +jelajahsuwanto |
Bangunan menyerupai rumah panggung kembar tiga adalah yang paling eyecatching di Danau Tondano. Ada jembatan yang menghubungkan tepi jalan hingga ke rumah tersebut. Eceng gondok berkembang ungu menghiasai danau. Sayang hujan deras menahan kami untuk menyapanya.
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara: Sampai jumpa! +jelajahsuwanto |
Sebenarnya jalan provinsi memutari danau ini menghubungkan kota Tondano dengan kecamatan Eris, Kakas, Tondano Timur, Tondano Selatan dan Remboken. Jangan bayangkan jalannya lebar, jalan provinsi di Manado silakan cek sendiri deh.
Baiklah Tondano, kami membutuhkan satu hari cerah untuk mengeksplor keindahanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar